Rainy Season in My Campus
11.28
By
Unknown
TULISAN
0
komentar
Sekarang lagi hujan, makasih banget buat bapak-bapak penjaga parkir yang ngusulin buat markir motornya di dalem aja. Biasanya aku parkir diluar, alasannya ribet banget kalau di bawa ke dalem, desak-desakan dan ntar malah sulit ngeluarin pas mau pulang. Gak masalah juga sebenarnya kalau kehujanan motornya, yang masalah itu helmnya. Kalau helmnya gak di kunci di jok ntar di curi orang seperti kejadian 3 bulan lalu--saat helm ink-ku raib di salah satu parkiran. Kalau dititipin juga sama aja. Biarlah.
Dari tempat dudukku, aku bisa melihat keluar, mobil yang berjejer rapi sesuai garis putih miring di aspalnya, cuma di lindungi pohon ketapang diatasnya. Rindang. Ini tempat paling menarik dari semua bangku-bangku yang pernah aku jamahi. viewnya indah, luas dan sangat menenangkan hati, ditambah di belakangku ada kipas angin tergantung di dinding, di sebelahnya juga ada AC yang entah masih bisa digunakan atau tidak.
Bogor memang selalu begini. Menangis. Jangankan periode Oktober-April musim hujan, di musim kemarau pun sekali dua kali tetap mengunjungi kampusku. Dulu, ketika aku belajar Klimatologi di semester 3, curah hujan Bogor mencapai 4 ribu m3. Pas SD aku juga tahu kalu Bogor itu terkenal dengan sebutan kota hujan. Jelas saja hujan jadi kawanan penduduk sini.
Bagusnya, Bogor gak terlalu sering banjir. Mungkin pernah sesekali, itupun hanya semata kaki. Ternyata hujan bogor itu mengalir ke Jakarta, dan jadi sebab musababnya Jakarta jadi Kota Banjir. hehe.
Sayangnya, hujan bogor itu hujan asam, air hujannya memiliki kadar pH yang kurang dari 7. Trus kenapa? Iya bahaya saja, untungnya gak sampai 4 atau 5. Hanya 6 koma, Negatifnya banyak sekali, carilah di internet atau di buku sana. haha.
Uniknya, kampusku jadi terlihat indah saat hujan. Kau tau, beberapa minggu lalu ada demo tentang keinginan mahasiswa IPB agar segera di lantiknya Presma-Wapresma yang baru, waktu demo itu lagi hujan. Aksi damai yang dilakukan para Lembaga Kemahasiswaan ini dengan berjalan kaki mengelilingi kampus dan memakai payung. Waah, indah sekali kalau kau melihatnya, kemarin pas aku lihat ingin sekali mengambil fotonya, sayangnya susah sekali. kalau dilihat dari lantai 2 atau 3, seperti payung berjalan, serempak, senada, sama pelan. Kontemplasi warna yang menakjubkan.
Untukku, hujan itu kelam. Dulu aku memang suka hujan, sejak kecil bahkan. Apalagi saat masih duduk di sekolah dasar, hujan itu artinya pulang sekolah dengan kaki telanjang, sepatu di masukkan ke tas. Kalau sudah begitu, artinya mandi hujan diperbolehkan. Haha. Tapi sekarang tidak, aku tidak begitu suka dengan hujan, biasa saja. benci juga tidak. Mungkin cuma satu hal, saat hujan semua keadaan bisa tenang. Dan aku suka saat itu. Tenang yang damai, yang menginsipirasi.
0 komentar: