Sabtu, 26 Januari 2013

Dalam Mimpi ada Hati yang di Titipkan

Rektor UiTM Perlis and Delegates from Indonesia 

Tanggal 20 Januari 2013, takdir mempertemukanku kembali pada sebuah kesempatan dan kebanggaan. Dan untuk kesekian kalinya, selalu saja aku tak percaya bahwa ini benar-benar terjadi padaku. 

Aku harus berangkat dari Bogor tanggal 19 Januari pukul 21.00, tapi sampai sore hari koperku masih tetap kosong. Segala hal yang harus dibawa juga belum aku persiapkan, sepatu pantofel, wearpack, jas lab, nametag, name card, dan beberapa hal lainnya. 

Sore itu aku malah berkunjung ke tempat rekan ku yang juga akan berangkat, melihat-lihat dia mempersiapkan keberangkatan nanti malam sambil membaca majalah terbaru di kasurnya. Aku memang selalu begini, selalu saja lebih menyukai merenung dari pada melakukan banyak hal yang sebenarnya harus segera di tuntaskan. 

Aku hanya ingin tenang. Bahkan seakan ingin berteriak-teriak saja semalaman atau lari-larian mengelilingi jalan setapak bumi sejauh yang aku bisa, hanya ingin mengatakan bahwa aku besok akan terbang ke luar negeri untuk kali kedua. 

Kau pernah bermimpi kan? Seperti mimpi bahwa sore nanti akan dapat undian tak terduga berupa sebuah mobil CR-V silver, dan itu benar-benar terjadi. Ah, mungkin kalau belum  pernah merasakan contoh serupa, analog ini tak begitu terbayang. Namun seperti itulah rasanya Blog. 

Buatku, kesempatan mengikuti internship  program ini adalah sesuatu yang besar dan buatku juga aku adalah sesuatu yang kecil. So sesuatu yang kecil mendapatkan sesuatu yang besar adalah fenomena menakjubkan. Begitulah setidaknya formasi rasa yang sekarang mengembun dalam dada.

Dalam mimpi ada hati yang di titipkan, sebanyak apa hati yang kita titipkan untuk si mimpi tercinta, seberapa yakin kita dengan mimpi itu. Kalau tak yakin namun ternyata benar-benar terjadi, mungkin jadinya akan seperti ku yang berguman tak percaya berulang kali, menepuk-nepuk pipi memastikan kalau ini bukan mimpi. Dan jutaan rasa lainnya, bahwa satu hal yang mampu diterjemahkan dengan baik oleh pikiran, bahwa hidup itu indah seindah diri kita saat ini.

Dulu, semasa kita pernah ikut lomba matematika mewakilli SD, atau lomba adzan pada saat perayaan maulid Nabi Muhammad, panggilan giliran tidak hanya nama kita saja, tapi juga SD almamater dimana kita sekolah. Di arena perlombaan akan banyak sekali peserta lomba, dan saat kita berkenalan maka minimal ada dua hal yang ditanya, "siapa namamu?" dan   "dari sekolah mana?". So, baik buruknya prestasi dan tingkah laku kita selama di perlombaan itu, maka tak akan jauh beda penilaian orang tentang sekolah seperti dia menilai kita. 

Dulu juga, saat mewakili kota atau bahkan provinsi dalam ajang olimpiade sains dan pekan olahraga, kadang malah menyebutkan kota atau provinsi asal sebelum menyebutkan nama atlet. U know, saat itu harga diri, prestasi, nama baik kota/provinsi itu ada di tangan altlet. Kurang lebih seperti itu makna dari kontibusi menjaga nama baik almamater.

Aku sadar akan hal ini, sadar saat sore itu bahwa besok aku akan mengenalkan nama dan negara. menyebutkan nama dan negaraku selepas dia menyebutkan nama dan negaranya. kami bilang India ramah karena orang India yang kami temui memang ramah. Atau Thailand, mereka senang membatu karena itulah yang memang kami dapatkan dari kawan Thailand. Dan seperti apa Indonesia? Jawabannya ada di mereka, sepulang kawan kami kembali ke negaranya masing-masing, mereka akan menceritakan Indonesia sebagaimana yang mereka dapatkan dari kami.

Mak, ini anakmu yang sudah berusaha membawa nama negara berkat tahajudmu, berkat semua doa-doamu. Thanks for amazing Mom. Thanks for UiTM Perlis for a great experience and others. Thanks for SEAASS-Net, Life Must Go On. Mari melanjutkan kembali.

0 komentar:

Senin, 21 Januari 2013

Bertemu saudara se-Tanah Air di KLIA

Ikhwan, Hafidz, dan Shufia in KLIA
LIMA jam sejak kedatangan kami ke Kuala Lumpur International Airport (KLIA) belum ada satu butir nasi walau sekedar menyenggol lapisan bagian dalam lambung kami. Padahal, kami terakhir kali makan subuh kemarin (20/01). Miris!

Hanya 4 orang pemberangkatan pertama delegasi IPB, Achmad Zainuri, Shufia El Tsaura, Hafidz Ilman Albana, dan Aku. Pesawat kami take off pukul 11.40 WIB dan sampai ke KLIA pukul 15.40 WITA. Delegasi selanjutnya adalah 13 orang sisanya akan tiba di KLIA pukul 12 malam WITA. Sialnya, bis yang akan mengantarkan kami ke tempat tujuan yaitu Universiti Teknologi MARA (UiTM) Arau, Perlis hanya akan berangkat kalau kami sudah lengkap 17 orang, dan suka tak suka, mau tak mau kami berempat harus menunggui mereka dulu.

Bosan menunggu, lapar menginterogasi tiap detik. Hawa yang sedikit lebih dingin dari negara kami membuat kami mencari tempat makan yang paling murah--duit yang kami bawa pas-pasan ini memang harus di menage sebaik-baiknya karena pihak sponsor tidak menanggung biaya makan kami sehari-hari.

Trowongan kecil, KLIA Lt.3
Bandara KLIA ini ada 5 lantai. Seperti Mall-mall yang ada di kota kelahiranku atau di kota tempat ku kuliah. Kalau di kota kelahiranku seperti Balikpapan centre atau seperti Bogor Trade Mall di Bogor. Survei pun kami lakukan, jelajah kios demi kios, setiap mata memandang serentak otak kami bermain untuk mengalikan angka harga RM (Ringgit Malaysia) ke Rp (Rupiah). RM 1 biasanya setara dengan 3.200 - 3.400 rupiah.

Akhirnya, pencarian kami berhenti pada lantai 2 di kios nasi campur milik Bu Nur Hayati. Awalnya, kami pasrah dengan harga yang sudah terdaftar di dinding, namun semua kenyataannya tidak sepahit kopi hitam aceh kawan. Bu Nur Hayati ternyata orang Jawa asal daerah Banyuwangi. Alhasil seperti layaknya anak sendiri, kami diberi harga murah untuk satu porsi pesanan.

Foodcort Lt.3
Temanku yang seharusnya membayar RM 7.80 yang tertera pada layar harga seperti di kasir-kasir toko Indonesia mendapat diskon dan hanya membayar RM 6.80, sedangkan aku dan kawanku Somad yang sejak tadi ngobrol dan bercakap-cakap santai dengan Bu Nur mendapatkan diskon dari RM 10.40 menjadi RM 5.60. Ibu ini seperti merasa pulang kampung ke negara tercinta karena kehadiran kami. Bahkan, obrolan ku dan shomad sampai terasa terlalu lama, hafidz dan shufia sudah makan duluan di salah satu meja.

Kuliner disini tidak seperti di Jawa Barat, kalau setiap warung makan disediakan minum. Air mineral 600 ml dihargai RM 1.20, mahal sekali bukan kalau di hitung rupiah, sekitar 3.500 rupiah. Tapi malam itu, aku dan shomad kembali lagi mengunjungi kios nasi campur dan dengan senang hati Bu Nur memberiak sebotol air putih, tentu saja gratis. haha.

Bu Nunu, Shomad, dan Bu Susi
Sebenarnya bukan permasalahan gratis dan diskonnya yang kami katakan itu anugrah, namun karena kami memiliki saudara setanah air yang memang peduli dengan anak bangsanya. Lain Bu Nur, lain pula dengan Bu Susi dan Bu Nunu, beliau berdua adalah cleaning service foodcort ini, sepertinya juga sama seperti Bu Nur, Bu Susi dan Bu Nunu senang sekali mengobrol bersama kami di salah satu meja. Banyak hal yang kami tanyakan, mulai dari nasib TKI, pengalaman kerja disini, transportasi dari KLIA ke Menara kembar petronas, sampai bagaimana cara bisa nelpon murah ke Indonesia. Bu Susi ternyata berbaik hati dengan memberikan simcard yang tidak digunakannya dan diberikan ke kami, masih ada pulsanya RM 9.35 setara dengan 31.000 rupiah. Bu nunu minta di fotokan dan minta tolong fotonya di tag ke anaknya lewat fb. Sabar ya bu, fotonya sudah saya upload, tinggal di konfirm saja sama anak Ibu, di foto itu juga sudah saya kasih keterangan salam kangen dari Ibu.

At Least, kami iseng buat foto bareng, semoga kebaikan para srikandi-srikandi di negeri jiran ini dibalas Allah berlipat ganda.
Depan kios nasi campu Bu Nur


0 komentar:

Minggu, 20 Januari 2013

Goresan Santri IPB dalam GPS-JB


Kali ketiga sejak kedatanganku ke kampus rakyat ini, GPS-JB menjadi satu momok tersendiri. GPS-JB adalah Gebyar Prestasi Santri-Jawa Bali yang akan diadakan pada bulan maret 2013 nanti. Kegiatan yang meningkatkan skill para santri se-Jawa Bali ini di ramu dengan beberapa perlombaan. Persaingan ketat dari seluruh pesantren undangan yang diseleksi hingga mampu menembus semifinal dan berhak berkunjung ke Kampus IPB Dramaga. Dulu, kegiatan ini pertama kali diadakan dengan nama PSBN (Pekan Santri Berprestasi Nasional) pada tahun 2011 dengan konten dan konsep kegiatan yang tidak jauh berbeda dengan GPS JB kali ini, dan setahun lalu nama PSBN berganti menjadi GPSN (Gebyar Prestasi Santri Nasional) sebelum menjadi GPS JB seperti sekarang.

Lomba yang di ditawarkan kepada ratusan hingga ribuan santri ini berupa Lomba Cepat Tepat (LCT) dari berbagai materi bidang IPA, IPS, dan Agama. Kemudian ada Lomba Tilawah yang akan menguji ketangkasan santri-santri dalam membaca ayat Al-Qur'an dengan nada merdu nan indah, Lomba seanjutnya yaitu Lomba Pidato Berbahasa Inggris, Waah, emang anak santri bisa bahasa inggris?  hmm..jangan salah, kebanyakan pondok pesantren yang tersebar di seluruh penjuru bumi Indonesia ini rata-rata menerapkan bilingual language untuk bahasa sehari-hari. Toh, dulu sewaktu saya nyantren juga demikian, maybe lebih baik daari pada sekolah umum yang diluaran sana, karena practice makes perfect.  Kami mempraktikkannya, itu kuncinya. Jutaan kata-kata bijak, milyaran petuah-petuah ilmu akan basa basi selama masih tesimpan di hipotalamus, keluarkan, buat jadi nyata dan itu yang lebih berharga.

Bukan hanya Lomba Pidato Berbahasa Inggris, namun juga ada Lomba Pidato Berbahasa Arab, sepertinya akan seru sekali melihat anak-anak seumuran SMA yang sudah mampu berbicara didepan publik dengan berbahasa arab, so great!

Lomba yang lainnya adalah Lomba Kaligrafi yang pasti akan mengasah keahlian seni santri, selain baca qur;an tiap hari jangan ragukan kemampuan seni santri, ternyata banyak sekali yang punya keahlian dalam melukis, terutama kaligrafi. Lihat saja nanti puluhan karya yang akan mereka hasilkan di ajang GPS JB ini.

Terakhir adalah Lomba Tahfidz atau lomba menghapal ayat-ayat Al-Qur'an. Menguji kualitas bacaan dan hapalan yang dimiliki masing-masing santri. Luar biasa ya kalau saja kita termasuk orang-orang yang mampu menghapal Al-Qur'an. Setahu saya barang siapa yang menghapal Al-Qur'an, maka di hari akhir nanti di izinkan menarik 10 orang penghuni neraka untuk masuk kedalam surga bersamanya. Kalau ini salah mohon koreksinya.^^

Semua hal terkait kegiatan perlombaan GPS JB ini dan informasi lebih lanjut bisa mengubungi panitian melalui website CSS MoRA IPB yaitu cssmoraipb.com, disana kalian akan menemukan informasi lebih lanjut terkait lomba ini.

Kamu Santri? Please join this.

1 komentar:

Social Profiles

Facebook

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified