Sabtu, 12 Januari 2013

Fieldtrip Dairy Cattle in KUNAK

kelompok 7
KUNAK adalah Koperasi Usaha Peternak Sapi Perah. Letaknya di Desa Cibungbulang, Bogor- Jawa Barat. Saya fieldtrip kesana beberapa minggu lalu. Mata kuliah tentang Nutrisi Ternak Perah yang saya ambil semester ini ada kegiatan fieldtripnya.

Waktu itu tepat hari minggu. Kelas INTP 47 berangkat dengan empat mobil angkot dan rombongan motor. Kami yang menggunakan motor janjian pukul tujuh pagi di ATM center, saya juga menggunakan motor kesana. Sialnya, malam harinya saya harus praktikum collecting feses domba (mengumpulkan kotoran domba untuk dianalisis nilai nutrisi yang terkandung), selesai baru pukul enam pagi,-- Kau pasti bisa membayangkan kan blog, bagaimana menderitanya semalaman piket mengumpukan kotoran domba, paginya harus ontime fieldtrip, kasiannya ya aku.., -_-'' haha.

Tapi itulah kuliah, itulah proses belajar, kadang ya menyedihkan kadang menyenangkan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, semuanya tergantung bagaimana kita mengemasnya. "Bahagia bukan soal apa yang kita dapat dan kita alami sekarang, tapi apa yang kita olah di hati. karena bahagia tempatnya disini, di hati."

Walhasil, aku keteteran selepas piket kandang itu blog dan langsung capcus berangkat fieldtrip. Di kunak sangat menyenangkan, pemandangannya masih natural dan sepertinya gambaran kawasan masa lalu yang belum disentuh oleh modernisasi global. Disana, setiap rumah punya satu kandang sai perah, unik kan?. Kawasan ini memang di desain sebagai kawasan peternakan sapi perah, dibangun pada masa pemerintahan Bapak Presiden Suharto. Awalnya dibangun rumah tipe 21 dengan sebelah rumahnya terdapat kandang sapi kapasitas 5-20 ekor. Namun sekarang, sudah banyak rumah yang dibangun kemballi dengan tipe 36 atau bahkan lebih besar dari itu, tentunya dengan luas kandang yang besar pula.

Disana bau atau tidak? Waah, aku juga tidak tahu blog, kami orang peternakan sudah diajarkan untuk benar-benar menjiwai kondisi kandang, limbah, termasuk bau kandang dan ternak. Jadi bau kandang, kotoran, limbah, dan ternaknya dudah bukan masalah buat kami. Mungkin ini juga yang dirasakan oleh para penduduk disana. Karena sudah lama menetap, bau perkandangan sudah tidak terasa sebagai penganggu. kalau saya, mungkin masih pekat sekali kalau mencium limbah unggas (ayam, itik, puyuh), masih terasa sekali bau menyengat yang sangat menganggu kenyamanan. haha

Itulah blog yang ingin aku sampaikan. Kawasan kunak adalah kawasan dimana setaip rumah mempunyai ternak sapi perah. Nanti hasil pemerahannya setiap pagi dan sore hari aka disetor ke pengumpul yang kemudian di bawa ke Jakarta untuk di olah hingga sampai ke supermarket yang biasa kalian beli dengan kemasan dan brand tertentu.

Usulku, kalu bisa minum susu setiap hari. Apalagi kalau susu pasteurisasi (susu yang baru diperah dan hanya di panaskan sampai 70-80 derajat celcius). Karena nutrisinya masih lengkap dan belum terjadi denaturasi (kerusakan nutrisi) akibat dipanaskan melebihi standar. Kau tau, susu yang dijual di supermarket itu namanya susu UHT, UHT kependekan dari Ultra High Temperature. Jadi proses pengolahannya dengan cara dipanaskan dengan derajat yang sangat tinggi, mencapai 140 derajat celcius. Tentunya, dengan pemanasan setinggi itu banyak nutrisi yang rusak blog. So, jangan heran kalau kemasan setiap susu UHT selalu ada tulisannya "Di perkaya dengan Vit. A, laktosa, DHA, dll", susu itu punya kandungan nutrisi yang lengkap. Namun karena rusak akibat pemanasan itu, harus diperkaya agar punya nutrisi lagi, walaupun tidak sama seperti sebelumnya.

Kenapa harus ada UHT. Ini massalah ketahanan kemasan blog. Secara nutrisi, pasterurisasi lebih bagus dari UHT. Namun secara packaging (kemasan), UHT lebih bagus dari pasteurisasi. Pasteurisasi hanya tahan 4 hari dan harus disimpan di bawah suhu 4 derajad celcius, so ribet banget kan? kalau tidak susu akan rusak dan menjadi racun. Namun kalau UHT tahan dengan suhu ruang, 25-26 derajad celcius. So, kau bisa memilihnya blog, mau yang mana..hehe

Inget, yang penting minum susu. Berapapaun usianya. Susu sangat penting sekali. Aku juga sering minum UHT kalau tidak sempat membeli yang pasteurisasi. Susu pasteurisasi memang jarang di pasarkan, kalau mau beli, beli ke daerah yang dekat dengan peternakan perah. Di fakultasku juga ada. Haha. (promosi dulu).

Sekian blog, akan aku lanjutkan nanti ya, ulasan lebih dalam dari ilmu yang aku dapat. Selamat Belajar.

 

4 komentar:

Kamis, 10 Januari 2013

Malaikat Cantik Amarilis

Kini
Kami bukan anak-anak yang pantas merengek lagi
Mungkin
Kami tidak bisa berbagi lelah setiap sore lagi
Hanya saja
Selamanya kau tak akan pernah terlupa

Wanita cantik ini sangat cantik, terpancar dari cara bergaul dan banyak macamnya, punya tatapan yang teduh. Kami mengenalnya sebagai pendamping untuk menjalani masa uji coba. Dia tak mau di panggil dengan sebutan kakak atau mba, hanya dengan panggilan sunda yang dia senangi, Teh Selma.

Kami selalu memanti kehadirannya setiap petang, melihat keceriaannya mampu mengurangi kepenatan kami yang sudah menggunung sejak pagi tadi--bayangkan saja, kami kuliah sejak pukul 07.00 sampai 17.00. Pulang ke wisma sebentar hanya untuk makan, mandi, dan sholat, setelah itu langsung meneruskannya dengan tutorial tambahan hinga pukul sembilan malam.

Teh Selma juga masih kuliah, semester lima atau dua tingkat diatas kami. Jurusannya Geofisika dan Meteorologi, FMIPA-IPB. Dia cukup pemalu untuk orang-orang baru, namun sepertinya tidak buat kami, ucapan kata-kata Teh Selma sangat kami tunggu-tunggu ketika kadang kami dihakimi karena salah melakukan ini itu. Seperti kemarin saja saat salah satu teman kami memecahkan alat kimia di laboratorium, ditengah kerisauan kami, Teh Selma memberikan jalan keluar yang mendamaikan kami semua dengan satu kesepakatan, waktu itu kami sepakat menumpulkan iuran sepuluh ribu setiap orang untuk mengganti alat kimia yang pecah itu. Akhirnya, teman kami yang memecahkan alat itu maju ke depan ruangan dan menyanyi sebuah lagu 'Arti Sahabat' milik Nidji.

Kau masih berdiri
Kita masih di sini
Tunjukkan pada dunia
Arti sahabat
Kau teman sehati
Kita teman sejati
Hadapilah dunia
Genggam tanganku


That's forgetable moment for us. Malam itu terasa sangat indah, kalau saja kami mengenangnya sesekali. Entah kenapa saat itu rasa kebersamaan kami jadi bertambah, lebih saling mencintai, bahkan kami juga berjanji akan terus bersama, tidak untuk sampai selesai studi di IPB saja, namun sampai nanti, sampai kami benar-benar gak bisa berkomunikasi lagi. Sejak malam itu, kami begitu menghormati Teh Selma, dia pendamai kami, penenang atas segala kerisauan, problem solver buat semua masalah, terlepas penting atau tidak. 

Sekarang waktu itu maju seratus persen, dunia berputar 360 derajat lebih sedikit, artinya kami gak lagi seperti dulu. Kami sudah gak akan nyasar lagi di koridor tanah (kortan) Faperta, atau bingung cara pulang dari jalanan bara ke amarilis. Tidak ada yang stag disini. Bahkan sekarang kami berada di semester lima akhir, sebulan lagi masuk semester enam.

Terus Teh Selma?
Dia sudah lulus, pendamping cantik kami itu sudah resmi menjadi Selma Fajria Fahmi, S.Si tanggal 19 Desember kemarin saat hari wisudanya. Semangat meneruskan perjalanan hidup selanjutnya Teh, Terima kasih banyak semuanya. Tanpa mu mungkin kami gak akan segagah sekarang yang menjadi Ketua Himpro, Ketua DPM,  Ketua CSS, dan banyak lagi.

Pendamping kami gak cuma Teh Selma, masih ada tiga. Para Pendamping Luar Biasa. Kak Eko Prabowo, Kak Adi Putra Daulay, dan Mba Saidah. Kami ceritakan di episode selanjutnya. One more, banya orang yang sangat mencintai masa lalunya, tapi sayang sedikit yang mampu menjaganya. Postingan pendek ini pasti akan di panjang lebarkan nanti, tapi nanti dan tidak sekarang. Postingan ini juga mungkin tidak begitu menarik sekarang, tapi akan sangat mahal 3 tahun kedepan. Believe it.

Nb : cerita ini gak sepenuhnya benar. Just for safe my memory and as requirement for my project. Buat yang muncul namanya dan merasa, anggap saja ini fiksi. Especially for Teh Selma, We proud ro U.
Selma Fajria Fahmi, S.Si



0 komentar:

Rabu, 09 Januari 2013

The Forgotten of Dream

Pada saat aku menuliskan ini. Aku sedang berada di kamar sederhana. Sempit mungkin, kalau saja kau yang tinggal disini. Namun buatku, sudah biasa, bagiku tidak luas dan tidak juga sempit. Cukup nyaman untuk tempat singgah selama menimba ilmu di kampus IPB Dramaga Bogor.

Beberapa menit lalu aku chatting-an dengan kawan SMA. Ilhamsyah. Kocak dan sangat supel, logikanya sangat jalan. Paham apa yang akan aku kerjakan dengan menebaknya duluan--jengkel sekali sebenarnya kalau di tebak apa yang mau kita lakukan,haha. Rapi untuk ukuran laki-laki. Satu hal yang mungkin akan sulit aku lupakan darinya, dia adalah tukang cukur kami selama tinggal di asrama Pon-Pes Al-Mujahidin. Yaps, aku adalah alumni salah satu pondok pesantren di daerah kelahiranku. Pondok Pesantren Al-Mujahidin. Enam tahun aku berteduh dibawah naungan pendidikan santri, sekalipun Al-Mujahidin adalah pondok modern--yaitu yang menggabungkan antara ilmu agama dan ilmu umum. So, kami tidak hanya mempelajari pelajaran aqidah akhlak, fiqh, tajwid, tarikh islam, dan sejenisnya, namun juga tetap mengenal semua mata ajaran yang juga di dapatkan di sekolah umum. Praktisnya, sekolah ini dua kali lipat lebih banyak pelajarannya dibanding sekolah umum. 

Ilhamsyah tadi chat aku,"Gimana, sudah jadi bukunya?, kapan di terbitkan?". Masya Allah.. Aku hampir lupa, dulu ketika tiga bulan pertama setelah kedatanganku ke kampus rakyat ini, aku pernah menuliskan komentar di website pondok bahwa setelah lulus nanti akan aku buat buku dengan judul "Together To Be Closer with Al-Mujahidin". Memang itu menjadi salah satu impianku. Sayangnya, keadaan yang aku jalani tidak menyambut hangat keinginanku membuat buku itu. Bertepuk sebelah tangan dengan kenyataan yang ku jalani. Aku keburu terbuai dengan jutaan hal baru disini, terbuai berbagai kompetisi, tergila-gila organisasi, aktivitas kepanitiaan yang sangat menyita waktu heningku untuk sedekar menuliskan selembar dua lembar potongan cerita. Setiap malam, sepulang dari rutinitas, selalu saja langsung tidur dan melanjutkan kegiatan seperti kemarin selepas bangun esoknya. Tambah, Empat bulan setelah keinginanku menulis buku itu, laptopku hilang, jelas sekali sedikit membuat lumpuh semangat menulis atau sekedar berceloteh tentang apapun dalam imajinasi kata-kata, dan aku baru punya laptop baru lagi dua bulan lalu.

Sekalipun bukan menjadi alasan yang sangat tepat untukku berhenti menulis, kehilangan laptop waktu itu perlahan mengubah gaya hidup dan kebiasaan, bahkan passion-ku. Tapi, kehadiran netbook Acer Aspire One warna biru ini semoga bisa mengembalikannya. Janji dan hutang, impian dan target yang pasti akan aku tuntaskan dan lunasi. Cepat atau lambat.

Waktuku disini tinggal 1,5 tahun lagi. Itu waktu normalnya apabila semua berjalan sesuai dengan aturan dan usaha, Juli 2014 aku sudah harus lulus. Dan diwisuda bulan september atau paling lama wisuda bulan desember 2014. Aku belum punya apa-apa untuk menuliskan buku itu. Grand desain, kerangka umum, sub bab cerita juga belum, hanya kumpulan-kumpulan memori yang aku niatkan akan menjadi bagian-bagian yang pasti masuk cerita. 1,5 tahun mungkin sebentar, mungkin juga lama, tergantung seperti apa aku mengemasnya. Jujur saja dua tahun ini aku lebih banyak digerakkan oleh rutinitas dan deadline yang mencekik, hidupku seperti diatur oleh rutinitas itu sendiri. Mulai dari kegiatan kampus sampai aktivitas organisasi dan kepanitiaan. But it doesn't mattter, semoga sisa waktuku disini amatlah berbuah sesuatu, karya yang punya usai panjang dan mengguncang.

Enam tahun aku habiskan di pesantren, dalam masa indah sebagai remaja tanggung yang ingin tau ini itu bukan waktu yang sia-sia. Jauh dari kata menyesal malah, atau aku lebih suka menyebutnya sebagiah anugrah tersasar di penjara suci pesantren ini. Tahun 2004 aku memulai kehidupan santri, kecil sekali waktu itu--kau bisa membayangkan bocah yang baru selesai sekolah dasar di lepas dalam liarnya kehidupan pesantren. Aku harus mencuci baju sendiri--waktu itu belum ada fasilitas laundry untuk mencucikan sekaligus menyetrika pakaian. Aku juga harus mengantri makan tiga kali sehari, berdesak-desakan dengan ratusan santri, selalu mengalah saat kakak kelas yang seenaknya menyerobot barisan, kadang sekaligus sepuluh kawanan--memperpanjang deritaku yang berdiri di barisan belakang. Kalau terlambat mengambil makan, bisa kehabisan, syukur-syukur masih ada sisa--kalau tidak begitu, harus antri paling awal, konsekuensinya mandi lebih pagi dan datang ke ruang makan yang super sempit itu dengan sirkulasi udara yang buruk bahkan sebelum dibuka.

Di pesantren, kehidupan santri punya pola tersendiri, punya nilai kebersamaan yang lebih tinggi ketimbang saat berjumpa dan memiliki kawan di luar pesantren. Kau akan menjumpai pola hidup ini hanya di pesantren atau kehidupan asrama sejenisnya, mereka jarang sekali melakukan aktivitas sendiri-sendiri. Misalnya saja mandi, sekali datang ke kamar mandi biasanya berupa rombongan 3-5 santri seangkatan, atau sekamar, atau seasrama, atau mungkin juga sekelas sekolah--yang jelas selalu saja berkelompok. Sialnya, pola seperti ini sangat merugikan untukku dan puluhan kawan-kawan yang masih menjadi santri baru--saat berangkat ke kamar mandi, kami hanya bisa mandi setelah kakak tingkat selesai, bahkan tak jarang di tengah-tengah proses mandi, kami di usir oleh segerombolan senior. 

Kamar mandi pesantren dulu hanya berupa lorong panjang yang dindingnya terdapat keran yang sudah rusak sana sini, kadang hanya di sumpal dengan kayu atau kain yang sudah di tinggal tuannya. Hal kedua keunikan pola hidup pesantren itu selain kebersamaan adalah senioritas. Bisa dibayangkan saja kesolidan angkatan jelas mampu dengan mudah menindas bahkan mengintimidasi junior-junior.

Banyak sekali pengalaman hidup yang aku dapatkan dipesantern blog, semua hal sepertinya. Mulai aku di tindas senior, di rampok setiap dapat kiriman, kemalingan, lemari di bongkar saat pergi sekolah, kabur dari pesantren, main game playstation setiap malam, masuk ke laboratorium komputer, mencuri, lomba OSN, cinta pertama, sampai hampir di keluarkan. Akan aku ceritakan semuanya dalam bentuk buku yang aku janjikan blog, cepat atau lambat. Aku butuh seseorang yang bisa mengingatkan, "wan, sudah sampai mana tulisannya?', atau sekedar bilang,''jangan lupa bukunya dirampungin". Semoga menarik perjalanan ini.

Sisa masa kuliahku semoga bisa ku manfaatkan sebaik-baiknya. Pertama, dua buku--atau paling tidak satu saja dengan tebal 250 halaman ukuran kertas A5. Kedua, selesai penelitian sebelum tahun 2014. Terakhir bisa ke Adelaide University sebelum wisuda di september atau desember 2014. Amiin. Oh ya, satu lagi..aku ingin melihat salju walau cuma satu minggu,hehe. Amiin Amiin ya Rabb.

Nb : makasih Ilhamsyah, sudah mengingatkan impian yang hampir terlupa ini.


2 komentar:

Selasa, 08 Januari 2013

Rainy Season in My Campus

RAINY season, Musim hujan untuk Indonesia, untuk Jawa Barat, untuk Bogor, untuk Dramaga, untukku yang menyepi di sini, tempat ternyaman untuk muhasabah, mengingat-ngingat sesuatu, menyesal, bahagia, sedih, bertolak semangat, menulis, dan berinspirasi.

Sekarang lagi hujan, makasih banget buat bapak-bapak penjaga parkir yang ngusulin buat markir motornya di dalem aja. Biasanya aku parkir diluar, alasannya ribet banget kalau di bawa ke dalem, desak-desakan dan ntar malah sulit ngeluarin pas mau pulang. Gak masalah juga sebenarnya kalau kehujanan motornya, yang masalah itu helmnya. Kalau helmnya gak di kunci di jok ntar di curi orang seperti kejadian 3 bulan lalu--saat helm ink-ku raib di salah satu parkiran. Kalau dititipin juga sama aja. Biarlah.

Dari tempat dudukku, aku bisa melihat keluar, mobil yang berjejer rapi sesuai garis putih miring di aspalnya, cuma di lindungi pohon ketapang diatasnya. Rindang. Ini tempat paling menarik dari semua bangku-bangku yang pernah aku jamahi. viewnya indah, luas dan sangat menenangkan hati, ditambah di belakangku ada kipas angin tergantung di dinding, di sebelahnya juga ada AC yang entah masih bisa digunakan atau tidak.

Bogor memang selalu begini. Menangis. Jangankan periode Oktober-April musim hujan, di musim kemarau pun sekali dua kali tetap mengunjungi kampusku. Dulu, ketika aku belajar Klimatologi di semester 3, curah hujan Bogor mencapai 4 ribu m3. Pas SD aku juga tahu kalu Bogor itu terkenal dengan sebutan kota hujan. Jelas saja hujan jadi kawanan penduduk sini.

Bagusnya, Bogor gak terlalu sering banjir. Mungkin pernah sesekali, itupun hanya semata kaki. Ternyata hujan bogor itu mengalir ke Jakarta, dan jadi sebab musababnya Jakarta jadi Kota Banjir. hehe.

Sayangnya, hujan bogor itu hujan asam, air hujannya memiliki kadar pH yang kurang dari 7. Trus kenapa? Iya bahaya saja, untungnya gak sampai 4 atau 5. Hanya 6 koma, Negatifnya banyak sekali, carilah di internet atau di buku sana. haha.

Uniknya, kampusku jadi terlihat indah saat hujan. Kau tau, beberapa minggu lalu ada demo tentang keinginan mahasiswa IPB agar segera di lantiknya Presma-Wapresma yang baru, waktu demo itu lagi hujan. Aksi damai yang dilakukan para Lembaga Kemahasiswaan ini dengan berjalan kaki mengelilingi kampus dan memakai payung. Waah, indah sekali kalau kau melihatnya, kemarin pas aku lihat ingin sekali mengambil fotonya, sayangnya susah sekali. kalau dilihat dari lantai 2 atau 3, seperti payung berjalan, serempak, senada, sama pelan. Kontemplasi warna yang menakjubkan.

Untukku, hujan itu kelam. Dulu aku memang suka hujan, sejak kecil bahkan. Apalagi saat masih duduk di sekolah dasar, hujan itu artinya pulang sekolah dengan kaki telanjang, sepatu di masukkan ke tas. Kalau sudah begitu, artinya mandi hujan diperbolehkan. Haha. Tapi sekarang tidak, aku tidak   begitu suka dengan hujan, biasa saja. benci juga tidak. Mungkin cuma satu hal, saat hujan semua keadaan bisa tenang. Dan aku suka saat itu. Tenang yang damai, yang menginsipirasi.    

0 komentar:

Senin, 07 Januari 2013

One Night for Us- Cie cie

COBA lihat photo diatas. Apa yang kau pikirkan? Malam. Boleh jadi, karena disana gak nampak setitik sinar matahari yang mencoba berbaur dengan photo itu. Gelap. Bisa juga, kalau terang mungkin pemaknaan lilin yang melingkar tak rapi itu akan sia-sia, karena hanya saat gelap datang lilin akan berperan, pemain utama, penting dan mendesak. Atau Sedih. Hmmm...mungkin iya, karena jelas lilin-lilin cantik itu hadir bukan maksud mereka membutuhkan cahaya, coba kau lihat potongan jendela kecil disana, ada cahaya berpendar bukan? seperti sorot lampu motor atau mungkin juga lampu taman. Jadi mereka sengaja menyalakan mungkin untuk mencari keheningan, dan dari keheningan, mudah sekali sedih itu berkunjung menyerta.

Jadi, pemaknaan apa yang cocok? Kebersamaan, maybe? Boleh juga. Karena itu anak-anak yang menyalakan lilin terlihat kompak serempak duduk melingkar, saling tengok kanan kiri untuk memastikan lilin sebelah udah nyala atau belum, udah kebagian lilin, atau mungkin aja untuk tau apakah teman sebelah dapat space duduk yang pas.

One more, interpretasi apa yang kita kasih buat satu photo diatas? Cukup satu kata. Apa? (bukan kata 'apa' loh ya, haha).

Satu kata yang mungkin, yang pasti mereka di ruangan itu sama sepakatnya dengan ini. Keluarga. Iya bukaan? hihi. Oke blog, kau tau siapa yang ada di foto itu? Siapa mereka semua? Mereka itu adalah keluarga. Keluarga yang berkumpul di tengah keheningan, dengan kegelapan yang sengaja mereka buat malam itu. Sedih tidak? Wah, mungkin iya mungkin juga tidak. Tapi aku katakan saja sedih, karena tangis malam itu bersaut-sautan, sambung menyambung seperti pesta kembang api minggu lalu. Keluarga itu adalah CSS MoRA 47. Community of Santry Scholars of Ministry of Religious Affairs angkatan 47. Kami menamainya dengan cie-cie. (Loh, kok kami?. Iya, karena aku bagian di dalamnya blog, hihi). Nanti-lah, aku buatkan satu page kenapa nama cie-cie itu bisa menjadi nama angkatan kami.

Opening story-keluarga kecil ini di mulai sejak 5 Juni 2010. Itu bukan tanggal dimana kami pertama kali dipertemukan, tapi tanggal saat kami resmi menjadi peserta matrikulasi beasiswa Kementrian Agama RI. Jumlah kami 60 orang, 22 laki-laki dan 38 perempuan. Saat itu jumlah kami belum genap 60, karena masih ada yang belum datang sampai 4 hari kedepan. Hari-hari pertama kala itu sangat spesial blog. Karena masih tersisa rasa-rasa bangga menjadi salah satu dari 60 orang beruntung ini. Aku bilang beruntung karena beasiswa ini diperebutkan mencapai 6 ribu orang untuk 10 PTN terbaik di Indonesia. Beasiswa full study + biaya hidup bulanan. Harusnya kami bisa untuk tidak membebani orang tua, tapi nyatanya sekali dua kali tetap butuh kiriman dari rumah.

Kami adalah santri. Beasiswa ini memang buat santri-santri yang tersebar di pesantren se-Indonesia. So, mungkin jiwa santri yang kental akan rasa kebersamaan itu yang bakal mengawali cerita panjang ini blog. Potongan-potongan ini mungkin akan lengkap esok atau lusa, atau tahun depan malah. Aku hanya ingin bercerita tentang malam itu saja, malam yang sempat aku abadikan dengan kamera hp nokia 5130c ku dulu. Resolusi dan fokus yang buruk, hehe. :)

Malam itu adalah malam perpisahan. Sudah dua bulan lamanya kami bersama di Wisma Amarilis, IPB Dramaga. Menjalani masa matrikulasi bersama. Kuliah bareng, makan bareng, berangkat dan pulang kuliah bareng, belajar dan bermain bareng, hingga jalan-jalan keliling bogor bareng.

Malam itu adalah malam terakhir kami bisa menempati wisma itu secara gratis. Esoknya harus angkat kaki dan pindah ke komunitas yang lebih merakyat-amarilis adalah penginapan yang cukup elite disini. kami harus pindah ke asrama TPB, yang di khususkan untuk mahasiswa tingkat I. Kurang 1 seingatku, kawanku Luqmanul Hakim tidak menyertai kami. Dia belum balik setelah izin pulang beberapa hari sebelum malam itu. Jadi hanya ada kami ber-59 dan 4 orang pendamping kami. Pendamping terdahsyat yang mengajarkan banyak hal, yang membuat kami bisa jadi seperti sekarang (memangnya sekarang kayak apa -_- ,haha:p). Kak Adi Putra Daulay, Kak Eko Prabowo, Teh Selma, dan Mba Saidah. Thanksful banget bisa dibimbing mereka.

Malam itu adalah kenangan. Ceritanya malam itu di desain untuk memperingati kebersamaan kami selama dua bulan, dan malam perpisahan karena gak mungkin lagi bisa makan bareng, kuliah bareng, dll bareng. Walau sebenarnya kami akan tetep bisa kumpul bareng di luar sana. Itu saja dulu blog. Sekali lagi, potongan-potongan ini akan lengkap. Semoga gak ada halang rintangan sampai certa ini sempurna, menyambung dan berkumpul berbentuk hati yang bersinar. Tak ada satu mozaikpun yang tertinggal.

Kisah ini akan selalu ada. Sekalipun tak terlihat layaknya aku menuliskannya padamu blog. Aku yakin kisah ini juga ada pada mereka. Aku hanya khawatir memori ini akan memudar dengan hadirnya keluarga-keluarga baru. Kedamaian-kedamaian baru. Gelap-gelap baru. dan Kebersamaan-kebersamaan baru. Cuma ini cara untuk mengabadikan sejarah, dengan menuliskannya. Satu hal, bertemu mereka adalah anugrah yang tak terhingga, dan aku yakin 7 miliar penduduk bumi ini tidak semuanya seberuntung aku dan 59 dari mereka. Karena itu,bersyukurlah.

to be a continue


0 komentar:

Ujian di Tengah Ujian

UJIAN kali ini agak sedikit berbeda, membuatku sedikit penat. Lesu. Lemah. Entah kenapa merasa bahwa bulan-bulan ini nampak lebih berat dari biasanya. Diawal minggu saja, aku merasa was-was sekali, seperti dikejar-kejar perampok, rentenir, tukang kredit, calo, dan lain sebagainya yang menghantuinku. Itu rasanya. Namun bukan itu realitanya, aku hanya penat dengan deadline yang belum selesai, bukannya mencoba untuk mengencangkan ikat pinggang dan mulai mengerjakannya satu persatu, tapi malah banyangin apa yang akan terjadi kalau deadline ini gak aku kerjain. Mencari-cari jalan keluar saat aku benar-benar terdesak dikala deadline habisa dan gak ada satupun yang selesai.

Kemarin itu aku dihantui :
1. Tugas dari salah satu mata kuliahku, bukan tugasnya yang bermasalah, tapi masalahnya aku PJ mata kuliah itu, dan Pak Dosen udah minta aku buat ngumpulin hari jumat. Sialnya, anak kelasku banyak yang belum ngerjain. nasib bin nasib, aku jadi kena warning. Sesak satu di hatiku karena ini masalah buatku. Aku janji sama Pak Dosen ngumpulin hari rabu. Beliau setuju, baguslah. :)

2. Naasnya, masalah itu ternyata gak seenteng ngangkat anak bayi. Teman-temanku pada pulang dan ada yang belum ngumpulin. Pas hari rabu aku minta ulur waktu lagi sampai jumat pas kita udah pada balik. Singkatnya, ada masalah B, C, D yang ngebuat aku lupa buat ngubungi si Bapak kalau aku mau ngumpulin tugas pas jumat, keinget baru hari sabtu dan itu aku otw ke Jakarta, haha. Akhirnya, aku baru ngumpulin hari minggu dengan rasa takut-takut dateng langsung ke rumahnya. Itu beban satu minggu.

3. Aku ada tugas buat slide power point tentang feed industry. Tentang kondisi industri pakan ternak di Indonesia yang ntar ku presentasiin di UiTM Perlis 3 minggu lagi. Ngerjainnya gak mudah, aku yang gak jago english akhirnya keteteran ngerjainnya plus di tarik-tarik sama si malas (baca : godaan hati) buat nyuruh main gitar aja atau main pes atau malah ke gor buat main bulutangkis. Bukan cuma buat ppt yang menggelegar itu, aku juga harus belajar presentasi. Sayang di sayang, aku bingung mulai dari mana cara belajarnya. trus kayak apa. walaaaah.

4. Aku ujian itu hari senin, parahnya belum ada satu slidepun yang aku baca + aku gak tahu senin itu ujian apa. Parah -_- !! Padahal sudah ngeprint semua materinya seminggu lalu. Tapi kok ga ada yang ku sentuh. Habis di print malah di simpen. Itu beban seminggu ini,

5. Oh iya, ujian tentang aku PJ mata kuliah belum selesai, Si mba dan mas yang ikut kuliah sc ini yang dari jurusan lain juga ngesms aku tiap hari minta dikirimin materi. si Mba,"Ini Ikhwan ya? Saya *****, bisa kirimin materi UAS ke *****@gmail.com? Di tunggu ya?". Cuma aku baca, trus ku masukin lagi hape ke tas. :P. Besoknya," Ikhwan, kok belum dikirim? Bisa sekalian yang di lms juga? soalnya aku buka gak bisa." Duaaaaar...ini minta tolong sama atau apa..Tambah penat deh aku, haha..akirnya, pas sebelum ngeposting catatan ini, aku baru ngirim tu materinya, yang bakal di ujiin hari kamis, Maap ya mba..saya tidak menjadi PJ yang baik..hik..hik..uhu..uhu.. :p

6. Sudah? Oh..ternyata belum bray . Ada satu lagi. Aku malu-malu buat sms sponsorku yang mau ngasih duit buat ntar magang. kan lumayan tuh buat nambah-nambah. Ntahlah blog, aku malu sekali urusah beginian. Walhasil, beban belum sms ini menambah daftar galauku satu-dua minggu ini.

Semoga matahari segera terbit. Gelap segera terhapus dari cakrawala. Kangen liat birunya langit. kangen liat kedamaian. Pengen jadi anak kecil lagi yang lari-larian ngejar layang-layang. Tanpa dosa. Bahagia. Bukan dikejar-kejar deadline kayak aku.

Okey, life must go on. Aku mau ujian dulu. Sejam lagi ujian Ekonomi Produksi, doakan aku sukses ya Blog. C u soon.

0 komentar:

Minggu, 06 Januari 2013

Cie-cie (gak jadi) Juara Umum CSS League

at Gymnasium IPB
Setiap tahunnya, CSS MoRA IPB mempunyai kegiatan rutin berupa CSS League, itu berupa lomba badminton untuk putra dan putri, lomba futsal untuk putra, dan volly putri. Tahun 2012 ini diadakan pada bulan desember.

Badminton, altlet putra yang turun di nomor ganda yaitu Yoga Susetyo Pauzi dan Rizki, sementara Ikhwan Ibnu Arbi di nomor tunggal putra. Partai pertama, cie-cie bertemu dengan angkatan 48, hasilnya alhamdulillah dua partai dimenangkan langsung dan berhak masuk ke partai final bertemu dengan angkatan alumni (css 45+). Partai final ini, single putra Ikhwan bertemu dengan Nailul Abror (42), hasilnya cie-cie mengalah dengan skor 1-2. hal yang sama juga terjadi dengan ganda putra cie-cie yaitu Yoga dan Haryono, mengalami kekalahan dengan skor 2-0.

Akhirnya, perjuangan badminton putra hanya sampai di runner up saja.  -_- (syediih)
Lain lubuk lain belalang, Lain ladang lain ikannya. Tapi sayangnya nasib srikandi badminton putri bak setali tiga uang dengan putra. Di partai penyisihan, Himma, Ria, Zulfi, Iin, Icha, Halimah berhassil menumbangkan angkatan 48, Tapi sepertinya prjuang badminton putri lebih nyaman mengekor prestasi putra sehingga hanya meraih runner up di cabang badminton putri.

Setelah sehari menyelesaikan badminton, perjuangan cie-cie untuk meraih medali terus di lakukan. Pertandingan volly putri berjalan sangat seru saat pemain-pemain volly berhasil menumbangkan angkatan 45 dan 48 di partai penyisihan dan semifinal. Dan di partai puncak cie-cie bertemu dengan angkatan 46 yang sebelumnya berhasil memenangkan pertandingan melawan angkatan 48.

hasilnya...jreng jreng jreeeeng, cie-cie kembali menjadi runner up setelah menerima kekalahan tipis di final. Sakit hati jelas, karena tiga pertandingan yang masuk final tak satupun yang berhasil di konversi menjadi medali emas alias juara pertama. Selalu dan selalu nomor dua. Tapi inilah pertandingan, kadang lebih kejam dari kehidupan boy!.

Gak lama-lama cie-cie memendam kesedihan, live must go on karena beberapa jam setelah itu pertandingan paling bergengsi yaitu futsal akan segera bergulir. Semangat srikandi-srikandi cie-cie untuk menyemangati arjuna-arjuna yang berlaga dilapangan harus terus dilakukan.

Sepertinya Allah mendengar doa-doa kami, dan menyetop rasa gregetan karena selalu menjadi nomor dua. Kali ini, skuad futsal cie-cie berhasil meraih peringkat pertama dengan 6 kali kemengan, 1 imbang, dan 1 kalah. Perolehan yang cukup tegas dengan akumulasi poin 19. Disusul angkatan 46 dan 45 dengan poin 16 dan 13.

Afwin, Haikal, Ardi (kapten), Bagja, Ridho, Rizki cimenk, Yazid, Fitro, dan Saya yang mewarnai futsal liga tahun ini. Sayangnya, dengan kemenangan satu kali dan runner up tiga kali tidak berhasil mengantarkan cie-cie menjadi juara umum. Semoga di tahun depan kami bisa mengawinkan gelar juara seluruh liga dan juara umum. God Bless Our. Amiin.  
Tim Volley cie-cie


0 komentar:

Social Profiles

Facebook

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified