Rabu, 30 Januari 2013

Memang, Aku Belum Bisa -_-"

belumbisa
Memang, sebelum terlanjur sankit hati yang terlalu dalam kita harus tahu kalau tak ada satupun manusia di daratan  bumi ini yang punya segala keahlian,
bisa terbang sekaligus berenang
bisa makan sekaligus lomba lari
bisa mengendarai mobil sekaligus nyuci baju (bukan pakai mesin cuci)
atau bisa berbahasa inggris lancar sekaligus bisa buat novel

Hari ini memang sedikit panas, bukan ruangan tempat aku tadi menghadiri seminar dan deklarasi international, bukan panas karena Indonesia, Malaysia, atau lainnya, bukan juga panas karena aku sakit,

Tapi panas karena aku merasa gak bisa seperti kawan-kawanku di depan yang mempresentasikan hasil karya di depan audiens international, di depan profesor ternama, di depan orang-orang penting yang bahkan gak perlu kerja lagi buat mendapatkan uang dan kemakmuran hidup. Di depan beberapa owner perusahaan yang kami kunjungi beberapa hari lalu.

Memang, aku gak seperti kawan ku di depan yang super duper komukasi dengan ladies and gentlement dalam english, QnA yang juga spontanitas. Aku hanya sadar kalau tadi dalam ruangan itu, bukan sadar kalau aku masih setengah mampu--atau bahkan kurang setengah mampu untuk benar-benar mengikuti pertemuan.

Please God, saya ingin berani bicara dalam bahasa inggris di depan umum, Just for a minute. It's so difficult. -_-".
Memang, mewujudkan mimpi tak semudah memejamkan mata saat kita membuatnya. Perlu jadi pemenang atas diri sendiri, dan menjadi pemenang atas semuanya. Get It.!

0 komentar:

Selasa, 29 Januari 2013

Makna Mengejar Tiga Koma


Masa ujian sudah kelar sejak tiga minggu lalu. Biasanya sejak hari trakhir sampai dua minggu kedepan semua kawan-kawan Ghofar termasuk juga dia melupakan semua hal tentang akademik, kuliah, tugas tambahan, termasuk ujian yang barusan saja mereka kerjakan. Planning liburan juga sudah dibuat ditengah-tengah ujian, ketika penat belajar siang malam kebanyakan mahasiswa membuat kongsi-kongsi untuk merencanakan liburan selepas ujian nanti.

Ghofar tidak sama sekali memusingkan kegiatan apa yang akan dikerjakannya nanti, karena dia akan mengikuti magang fieldtrip di negara Chile selama liburan, sehingga dia hanya pusing memikirkan segala yang yang akan dibawa untuk magang, termasuk latihan tari-tarian tradisional yang akan di tampilkan di depan mahasiswa asing se-Asia Tenggara, juga latihan presentasi paper yang dibuatnya saat mengikuti seleksi program magang ini.

Tiga hari terakhir ujian, deadline tugas dan beberapa tanggung jawab yang dilimpahkan Ghofar tidak terbendung, belum saja selesai satu muncul lagi tugas lainnya. Tugasnya untuk menyelesaikan tari dan presentasi cukup memusingkan, hampir setiap hari harus menyisihkan waktu untuk latihan di depan dosen.  Saat ada waktu kosong sedikit dia diminta untuk membeli perlengkapan culture perform di salah satu butik di kota. Namun tak semanis itu hidupnya, dua sms datang berturut-turut, satu dari ketua himpunan jurusannya, dia ditugaskan untuk meng-handle rapat kordinasi se-lembaga kemahasiswaan fakultas Sebulan lalu memang Ghofar salah satu calon ketua himpunan tahun ini, sayang perolehan suaranya masih jauh di bawah pesaingnya, So dia menerima tawaran untuk menjadi wakil kabinet lawannya.

continue... waiting a more time. Sorry.

0 komentar:

Senin, 28 Januari 2013

Sistem Pengisian Bahan Bakar Kendaraan dengan Card di Malaysia

at UiTM Syah Alam

Kemarin aku mendapati satu pelajaran baru, satu berharga yang baru. Kata bu guru di SD 027 dua belas tahun yang lalu, yaitu kalau kita harus menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Dulu, kalau ibu bapak guru berpesan akan hal itu aku tak bisa membayangkan bagaimana caranya supaya berbakti kepada bangsa dan negara, yang aku pikirkan saat itu bahwa bangsa dan negara adalah sesuatu yang besar, amat 
jauh untuk dijangkau. 

Bu guru bilang belajarlah yang rajin, dengan itu maka kamu sudah berbakti pada bangsa dan negara, itupun aku belum bisa mencernanya dengan baik, mengaitkan antara belajar yang rajin dengan berbakti pada Indonesia. Karena semasa itu pikiran kami terlalu pendek sehingga malah menganggap bahwa omongan bu guru semata untuk menyemangati kami buat belajar yang sungguh-sungguh. Aku pikir generasi sekarang juga berpikiran hal yang sama, malah bahkan lebih parah seiring dengan ganasnya peningkatan teknologi baru tanpa kontrol yang teratur. 

Mungkin kata-kata “anak-anak, belajar yang rajin ya..dengan itu kalian akan berbakti pada bangsa dan negara, Indonesia” sudah menjadi angin lalu buat mereka, itu sesuatu yang sangat tidak penting. Membanggakan bangsa dan negara, berguna buat bangsa dan negara adalah hal yang sangat jauh. 

Mana mungkin bisa dikerjakan oleh tangan kecil mereka, biarlah kakak-kakaknya atau ayah-ayahnya mereka saja yang melakukannya. Tapi sekarang, aku merasa sedikit memahami. Menyadari bahwa saat ini aku bisa dengan riil berbakti pada bangsaku, berbakti untuk membuat bangsa ini lebih baik, bangsa tercinta yang dari tanahnya aku lahir dan mungkin juga akan mati disana. 

Lewat tulisan-tulisan sederhana yang aku buat, ini adalah salah satu pengalaman yang ku dapat dari negara tetangga. Mungkin sudah banyak anak bangsa yang sudah mondar mandir kesini tapi sedikit yang ingat negaranya, mungkin banyak yang ingat negara Indonesia, tapi sedikit yang peduli, mungkin banyak yang peduli tapi sedikit yang bergerak untuk berbuat. Mungkin banyak yang berbuat tapi sedikit yang benar-benar berbuat. Karena itu, aku akan melakukan sesuatu. Tanggung jawab moril untuk menjadi salah satu dari ratusan juta anak bangsa yang berrbuat untuk bangsanya. Menyampaikan informasi lewat tulisan.

Tulisan ini tentang sistem pengisian bahan bakar kendaraan bermotor di negara tetangga, Malaysia. Aku menumpangi bus institusi, UiTM Perlis. Aku kebagian kursi paling depan saat itu, tepat di belakang Pak Cik yang mengendarai bus ini. Aku izin Pak Cik untuk duduk disebelahnya, banyak hal yang ingin aku ketahui , karena itu aku pikir bertanya tentang banyak hal itu tak ada salahnya kalau ku tujukan pada Pak Cik. 

Namanya Pak Cik Zulkifli, orangnya asik sekali, mungkin sepintas terlihat garang, kalau tak ada keberanian memulai kau akan tertpu dengan perawakannya yang seperti mantan preman pasar, tangannya bekas jahitan seperti bekas luka senjata tajam. Pak Cik ternyata ramah sekali, aku diajak ngobrol macam-macam, mulai dari yang penting sampai canda-candaan. 

Beberapa waaaktu kemudian Pak Cik masuk ke SPBU untukpengisian bahan bakar. Kau tau guys, disini mengisi bahan bakan itu tidak seperti di Indonesia yang dijagai oleh mas-mas berbaju merah lengkap dengan topinya. Disini mereka mengisi bahan bakar sendiri dan bayar sendiri. Tak perlu membutuhkan abang-abang si penjaga SPBU yang sering kita temukan di Indonesia.  

Kenapa mereka membuat sistem semacam itu? Kata Pak Cik, ‘’Karena penduduk Malaysia sedikit sekali untuk ukuran negara berkembang yang ingin menjadi negara maju. Hanya sekitar 27 juta saja. Berbeda dengan Indonesia yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. 

Maka tidak ada keinginan pemerintah Malaysia untuk mempekerjakan rakyatnya dengan berjaga di SPBU yang tersebar di seluruh negeri sepanjang hari.”

“Dulu memang pernah digunakan sistem semacam itu dengan membuka peluang pekerjaan sebagai penjaga SPBU, sayangnya gak bertahan lama sehingga banyak SPBU yang kosong karena tak ada pegawai yang mendaftar sebagai penjaga SPBU, orang pendatang seperti Thailand dan India pun sama, mereka tak mau bekerja sebagai penjaga SPBU dengan memilih pekerjaan yang lain” Tambah Pak cik.

Sepanjang pengamatanku, jumlah motor dibandingkan dengan mobil memang lebih sedikit. Artinya memang penduduk negeri sudah cukup dengan penghasilan yang didapatkan. Sepertinya begitu.
Jadi, sistem pengisian bahan bakar di Malaysia menggunakan card, semacam kartu kredit yang biasa kita gunakan untuk berbelanja di supermarket. 

Card harus ada saldo dan setiap SPBU juga ada sistem pengisian dengan menggunakan card itu. Semacam saat kita bermain di Timezone, mudah sekali dengan menggesekkan card maka mesin berjalan, sesuai dengan jumlah liter bahan bakar yang kita inginkan.


at UiTM Syah Alam

 Indonesia? Hmm..I think kita jauh lebih dari mampu untuk melakukannya. Bukan hal yang sulit bahkan untuk membuat sistem yang lebih canggih dari ini, sistem ini juga di gunakan seluruh dunia yang memang mengefisienkan SDA mereka untuk digunakan ke arah yang lebih maju.
Maybe not now, but actually we can do it someday.


0 komentar:

Social Profiles

Facebook

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified