Jumat, 15 Februari 2013

Woodball is Unique Sport Game

Berpose di Gate 2 ,haha
Kau tau woodball? Woodball itu permainan olahraga. Aku juga tidak tahu sama sekali, sebelum aku kebetulan bisa main permainan itu. Memang tidak familiar kan, kalau begitu sini akku kasih tau sedikit yang aku tahu. ^^

Tanggal 23 Januari 2013 aku sempat memainkan peermainan ini. Woodball mempunyai 4 faktor penting untuk bisa dimainkan.
Pertama, player. Minimal satu orang dan maksimal sesuai dengan kapasitas lapangan yang ada. Standarnya 4 orang untuk satu gate.
Dua, Mallet. Stick atau alat pemukul terbuat dari kayu, di bagian pemukul di desain seperi botol, bagian ujung di beri karet.
Tiga, Gate. yaitu sasaran finish bola. Standart permainan adalah 24 gate yang dimainkan sebanyak dua putaran.
Empat, Ball. yaitu bola kayu yang memiliki diameter 95 mm dan berat 60 gram.

Cara bermainnya sama seperti bermain golf ^^
Setiap gate mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda dan mempunyai batas hit yang berbeda juga. Semakin sulit gate, maka kesempatan hit akan semakin banyak.

Seruu sekali. Oh iya, sewaktu internship program di Arau, aku mengikuti pertandingan woodball ini, Dapat juara 4 hehe. Pemenang biasanya ada 6 Winner.

Pemenang ditentukan dari player yang paling sedikit akumulasi hit-nya dari seluruh gate yang diperlombakan.

Penjelas cara bermain woodball

Lihat-lihat kaleidoskop
Alhidayat, Juara 3 woodball championship
Action pasca pertandingan
Pengumuman juara
Alhidayat (Juara 3) dan Ikhwan (Juara 4)
Ikhwan IPB Juara 4, Frandy Unila Juara 6, Alhidayat IPB Juara 3, Juara 1, 2, dan 5 direbut pemain UiTM Malaysia.

0 komentar:

Rabu, 13 Februari 2013

Ekspedisi Gn. Lawu di Pendakian Pertama

Satu bulan lalu aku memposting satu impian, postingan itu adalah Impian Baru Mendaki Gunung Lawu, kini sekarang aku membuat press release-nya. Mendaki gunung memang bukan impian yang tersusun di awal, tak terlintas sejak kecil kalau suatu saat bisa berdiri lebih tinggi dari awan. Hanya di kelas 2 SMA sudah cukup senang bisa naik pesawat untuk pertama kalinya dan tentu pertama kali juga melihat awan dengan menengok ke bawah.

Namun, impian menaklukan ketinggian gunung ini baru saja, tak lebih sebulan. Boleh jadi karena aku habis nonton film motivasi meraih mimpi yang menggunakan kegiatan mendaki sebagai gambaran cara menjaga, mempertahankan, dan meraih mimpi.

But, semua indah. Keputusan untuk mengajak kawan-kawan mendaki gunung pun bukan pilihan yang salah. Hasilnya aku sangat bahagia melewati semua rintangan hingga sampai ke hargo dumilah, puncak tertinggi pengunungan lawu. Aku dan sembilan teman-teman melakukan pendakian pada tanggal 5-6 Feb 2013. Perjalanan kami dimulai sejak tanggal 4 Feb, kami berangkat dari Bogor menuju karanganyar dan bermalam di Pon-Pes Isy Karima. kami boleh saja menginap lantaran empat temanku adalah alumni pondok sana. Pukul 14.00 selepas sholat dzuhur kami bersiap-siap untuk berangkat ke basecamp Cemoro Sewu, salah satu jalur pendakian yang bisa ditelusuri untuk bisa sampai ke Puncak.

Dari Cemoro Sewu, pendakian pun dimulai. Irwan Setiadi, Bayu, Zaenal Arifin, Adi Chandra Berampu, Siti Khoiri Inayah, Yoga Susetyo Pauzi, Ridho Rasyid, Rizki, Hakim NurHuda, dan Aku berjalan dengan tempo yang cukup santai. Sebenarnya cuaca kurang mendukung untuk melakukan pendakian, namun kekhawatiranku berkurang karena Irwan, Bayu, Zaenal, dan Huda sudah lebih dari dua kali menaklukan gunung ini.

Selain itu, beberapa kawan fakultas bilang kalau gunung lawu adalah gunung yang cukup mistis, karena itu aku sama sekali tidak mencari informasi lebih dalam baik menbaca ataupun mencari di internet histori dari gunung lawu sebelum mendaki, dan baru menemukan beberapa cerita-cerita tentang lawu setelah berhasil turun dan kembali ke Bogor.

Gn. Lawu yang didaki melalui jalur cemoro sewu memiliki 5 Pos. Start kami lakukan dari pos 1 hingga pos 5 selama kurang lebih 6-7 jam dan di pos 5 kami nge-camp hingga pukul 4 pagi dan melanjutkan ke puncak hargo dumilah.

Sampai di hargo dumilah hanya membutuhkan waktu 30 menit dari pos 5. Setelah berfoto-foto sampia jam 7 pagi kami turun kembali ke pos 5 untuk makan pagi. Kurang lebih sekita pukul 10 pagi kami turun kembali ke basecamp. perjalanan ditempuh kurang lebih 2-3 jam. Dan pukul 2 kami kembali ke Pondok Isy Karima untuk beristirahat.

c u for next trip. next climb. ^^

2 komentar:

Selasa, 12 Februari 2013

Belajar Clarias sp. di Negeri Jiran

Pusat Pengumpulan Ikan Ait Tawar, En. Anas (Baju garis merah hitam)
Ini adalah salah satu rangkaian dari Internship Program-ku di UiTM Perlis, Arau. Hari kedua berkunjung ke Pusat Pengumpulan Hasil Hasil Perikanan Air Tawar. Pusat ini ditangani langsung oleh En. Anas, beliau adalah lulusan Marine Technology Fakulti Gunaan dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Perlis yang beruntung mendapatkan bimbingan usaha untuk menjadi seorang entrepeneur di bidang perikanan. Seluruh modalnya didapatkan cuma-cuma dari Kementrian Pertanian dan Industri Asas Tani Negara Malaysia. Usaha yang dibangun dibantu oleh mentor yang juga dosen dari UiTM.
Pemindahan ikan keli

Dua produk ikan yang dibudidaya oleh En. Anas adalah ikan keli dan ikan talapia. Pusat ini selain membesarkan ikan keli dan ikan talapia sampai mencapai ukuran pasaran juga sebagai pusat pembenihan. En. Anas juga menjual benih-benih ikan ke peternak-peternak ikan di sekitaran Negeri Perlis.

Di Indonesia, ikan keli dikenal dengan sebutan lele, atau ikan lele. dua negara ini juga sama-sama penikmat Clarias sp. kadang hampir setiap warung makan menyediakan ikan lele sebagai pilihan lauk. Pun juga mempunyai menu khusus seperti pecel lele, dikalangan mahasiswa bogor pecel lele adalah makanan jagoan. Nasi + lele + sambal + lalapan menjadi pengusir lapar yang nikmat.
Ikan talapia di Indonesia ramah disebut sebagai ikan nila. Ikan air tawar yang juga ramai di konsumsi masyarakat Indonesia.

Hal yang sama juga terjadi di negeri tetangga, ikan keli juga menjadi deretan ikan teratas yang disajikan di warung-warung makan. Hanya saja, ukuran ikan lele/keli di Malaysia jauh lebih besar dari yang biasa saya temukan di Indonesia. Kalau untuk satu porsi biasanya satu ekor lele, namun di Malaysia akan di potong dua sampai tiga bagian hingga seukuran ikan lele di Indonesia. Jarang saya menemukan ikan lele yang satu potong di sajikan dalam piring, karena memang ukurannya yang amat besar.

En. Anas memelihara ikan keli mulai dari bibit selama 4 bulan hingga siap panen. Ukuran panen dengan rataan 250 gram/ekor. Sehingga kalau membeli satu kilo kita akan mendapatkan 4 ekor saja dengan harga RM 4. Kalau di kurs-kan ke Indonesia, sama saja seharga 12 ribu/kilo atau 3 ribu/ekor.

Now, dokumentasi kunjungan di pusat hasil perikanan air tawar
Ikan keli umur 3 bulan
Pengarahan En. Anas
Wawancara dengan pegawai En. Anas
En.Anas memperlihatkan bibit ikan keli umur 1 minggu
Perkenalan delegasi saat baru tiba di lokasi
Pakan ikan kelu yang aku bawa, hehe
sarang kawin induk ikan keli dan talapia

0 komentar:

Social Profiles

Facebook

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified