Minggu, 13 Januari 2013

Jokowi-Jokowi Palsu di Kampus-ku

di ATM BNI, Kampus IPB Dramaga-Bogor
Judul ini mungkin sedikit lebay, aku belum memikirkan yang lebih baik dari itu. Pentingnya, aku hanya ingin membuat seakan tulisan ini berkesan untuk dibaca dengan melihat judulnya saja, menarik untuk kemudian membacanya dengan tuntas.
Okey--Starting, kenal Jokowi kan? Dia adalah mantan walikota Solo yang sekarang menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Namanya booming dengan segala macam pembawaannya, mulai menjadi sorotan media massa saat menjalani putaran kedua pemilihan Gubenur DKI melawan Foke (Fauzi Bowo).

Ada dua hal yang tertangkap masyarakat dengan jelas aksi yang menjadi ciri khas Jokowi. Satu, baju kotak-kotak yang menjadi icon kampanyenya. Aku juga gak begitu paham apakah memang sudah direncanakan beliau untuk menggunakan baju kotak-kotak merah sebagai gayanya dalam berkampanye. Entahlah, yang jelas Indonesia tau bahwa itu menjadi ciri khas Pak Jokowi. Yang kedua yaitu tipe kepemimpinan Pak Jokowi yang suka 'blusukan' ke daerah-daerah terpencil, yang bahkan Pak Lurah setempat pun jarang mengeceknya.

Namun di kampusku, yang jadi jokowi palsu adalah metode berkampanye yang dilakukan oleh calon wakil Gubernur Jabar. Calon nomor 5 ini berasal dari partai PDI-P. Tadi pagi ketika ke ATM BNI iseng saja aku foto pamflet yang gak sengaja aku lihat terpasang di tiang listrik.

Sorotan bahwa aku menyebutnya dengan Jokowi palsu adalah baju yang pasangan calon ini kenakan, yaitu baju kotak-kotak merah khas Jokowi. Salah? ya enggaklah..mau pakai atribut apapun, gaya foto apapun, baju kampanye apapun, foto, dan semacamnya adalah hak mereka selama tidak bertentangan dengan ketentuan dari KPU Jabar. Sama tidak salahnya aku mnegomentari ini. Oh iya, tenang saja.. aku bukan berasal dari manapun (maksudnya tidak ada keberpihakan dengan calon/partai mananpun), kebetulah saja aku suka mengomentari sesuatu, lagian ini bentuk demokratisasi, aku bisa berpendapat seluas-luasnya. Paling dampaknya yang suka dengan pendapatku akan senyum-senyum geli, yang tidak suka bakal sinis minta ampun. Terserahlah.

Pak Jokowi itu baik dimataku, setidaknya sampai saat ini. Lantas, hubungannya dengan foto itu adalah berkaitan dengan sifat dan kebijaksanaan calon pemimpin. Menurutku, Pak Jokowi berhasil jadi gubernur dan mampu mengambil hati masyarakat Jakarta bukan karena baju kotak-kotak merah. Walaupun aku paham kalau baju kotak-kotak merah khasnya punya daya tarik tersendiri. Namun kenapa malah seakan-akan secara tidak langsung foto itu bilang,"kalau mau berhasil jadi gubernur ya pakai baju kotak-kotak merah, sudah di buktikan tuh sama gubernur Jakarta".

Hal ini yang sedikit menggelitik buatku, calon pemimpin itu pasti punya style dan personal branding yang cakep-cakep, punya nilai jual tersendiri, buatku cara kampanye dengan menggunakan baju kotak-kotak merah itu seakan menelanjangi kemampuan masing-masing calon dan berharap bernasib sama dengan Pak Jokowi. Itu khas Jokowi, kenapa gak buat sendiri? Mungkin aja kan kalau ada inovasi baru seperti baju garis-garis merah, atau merah full, atau apalah yang menggambarkan si calon berasal dari partai pengusung.

Pemimpin itu inovator dan creator. One more, saya bukan pendukung salah satu calon, saya hanya mahasiswa yang punya mata dan melihat, punya pikiran dan berpikir, serta punya tangan dan mengetik, hehe. Maaf kalau ada yang tidak suka.

Biarlah..biarlah Jokowi membumbung tinggi dengan caranya, Anda dengan cara Anda, saya dengan cara saya. Kita semua punya warna kok, cuman ya berbeda aja. Semoga sukses ya. Siapapun yang jadi Gubernur Jabar, mohon benahi kelakuan angkutan kota yang semakin hari semakin gak punya hati, ngetem semaunya, penyebab utama kampusku macet setiap sore. I'm so hate it.!

0 komentar:

Social Profiles

Facebook

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified